1. Pengertian puasa nadzar dan dalilnya
a)
Pengertian puasa nadzar
Secara bahasa nadzar berarti
mengharuskan. Sedangkan menurut istilah nadzar berartiperbuatan seorang mukalaf
(orang yang telah terbebani syari’at) yang mengharuskan dirinya dengan satu
bentuk ibadah, yang mana sesuatu itu pada asalnya tidak wajib atas orang
tersebut.
Puasa
nadzar merupakan puasa yang wajib ditunaikan oleh orang yang
telah melakukan janji untuk berpuasa. misalnya seeorang yang bernadzar untuk
berpuasa jika ia telah lulus sekolah. namun jika seseorang itu tidak mampu
untuk melakukan nadzarnya maka ia dikenai denda atau kafarat. bagaimana
kafaratnya? untuk mengetahui itu, maka disini saya akan menjelaskan tentang puasa nadzar.
Hadist riwayat Abdullah bin Umar ra.ia berkata
:
Suatu hari Rasulullah
saw. melarang kami bernazar, beliau bersabda: Sesungguhnya nazar itu tidak
dapat menangkal sesuatu apa pun tetapi hanya untuk mengeluarkan sesuatu dari
orang yang kikir.
Puasa nazar wajib ditunaikan apabila kita
telah berperoleh ataupun berjaya mendapatkan sesuatu apa yang kita ingini itu.
Jika apa yang kita nazarkan itu tidak berjaya maka tidaklah wajib keatas kita
untuk menunaikan nazar tersebut. Puasa wajib nafsi adalah suatu ibadah yang
wajib dikerjakan akan sesuatu permintaan yang bersyarat (menepati janji) dan
disebut juga dengan nama puasa nazar. Contohnya seperti berkata seseorang itu
sekiranya ditakdirkan isteriku melahirkan anak perempuan maka aku bernazar
untuk berpuasa satu hari. Jika betul ia mendapat anak perempuan maka wajiblah
ia berpuasa.
b) Dalil puasa nadzar
· QS. Al-Baqarah : 270
وَ مَا اَنْفَقْتُمْ مّنْ
نَفَقَةٍ اَوْ نَذَرْتُمْ مّنْ نَذْرٍ
فَإِنَّ اللهَ يَعْلَمُهُ وَ مَا
لِلظّلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ. البقرة
Artinya
: Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat dhalim tidak ada seorang
penolongpun baginya. [QS.
Al-Baqarah : 270]
· Hadits Nabi Muhammad SAW
عَنْ عَبْدِ اللهِ
بْنِ عُمَرَ قَالَ: اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ ص
يَوْمًا يَنْهَانَا عَنِ النَّذْرِ وَ يَقُوْلُ: اِنَّهُ لاَ يَرُدُّ
شَيْئًا، وَ اِنَّمَا يُسْتَخْرَجُ بِهِ مِنَ
الشَّحِيْحِ.
مسلم
Artinya
: Dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata : Pada suatu hari Rasulullah SAW
melarang kami dari bernadzar dan beliau bersabda, “Sesungguhnya nadzar tidak
bisa menolak sesuatu, dan hanyasanya dengan nadzar itu sesuatu dikeluarkan dari
orang bakhil”. [HR.
Muslim]
2. Hukum puasa nadzar
Nazar adalah merupakan janji dari seseorang kepada
Allah swt. oleh sebab maka hukumnya
menjadi wajib untuk dilaksanakan. Sehingga puasa nazar setelah dijanjikan maka
hukumnya adalah menjadi wajib.
Hal
ini berdasarkan dalil firman Allah swt. dalam al-Qur’an yang berbunyi:
يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَيَخَافُونَ يَوۡمٗا كَانَ
شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرٗا
Artinya : Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu
hari yang azabnya merata di mana-mana.
Juga Dalil hadits dari sabda Nabi saw. yang
menerangkan bahwa puasa nazar hukumnya wajib :
مَنْ نَذَر اَنْ يُطِيْعَ اللهِ فَلْيُطِعْهُ.رواه
البخارى
Artinya : siapa yang bernazar akan menaati Allah,
hendaknya dia menepati janjinya. (HR. Bukhari).
3. Sebab-sebab terjadinya puasa nadzar
Sebab seseorang wajib melaksanakan puasa nazar adalah
dikarenakan seseorang telah berjanji atau nazar untuk mengerjakan puasa baik
dengan syarat atau tanpa syarat seperti yang telah dijelaskan di atas. Syarat
yang lain adalah seseorang tersebut telah memenuhi syarat-syarat untuk
berpuasa.
Kesimpulannya
adalah apabila seseorang bernazar atau berjanji ingin mengerjakan hal kebaikan
maka hukumnya adalah wajib untuk melaksanakan nazar tersebut. Misalnya berjanji
melaksanakan puasa, maka seseorang yang telah berjanji ini wajib melaksanakan
puasa nazar baik dengan syarat atau tanpa syarat. Apabila seseorang ini tidak
melaksanakan puasa nazar, maka dia wajib membayar denda atau kafarat nazar
sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah swt. Nazar dalam hal keburukan
tidak diperbolehkan dalam Islam dan hukumnya adalah dosa apabila
melaksanakannya dan seseorang yang bernazar keburukan ini juga wajib membayar
denda atau kafarat nazar.
No comments:
Post a Comment